Kamis, 01 Desember 2011
Esophageal cancer
Esophageal cancer / kanker kerongkongan biasanya terjadi di dalam sel yang melewati dinding kerongkongan.
Penggunaan alkohol dan tembakau, infeksi tertentu, ganguan-gangguan, dan kanker lainnya merupakan faktor beresiko besar untuk kanker kerongkongan jenis tertentu.
Gejala khas termasuk kesulitan menelan, kehilangan berat badan, dan, kemudian, rasa sakit.
Diagnosa berdasarkan endoskopi.
Kecuali jika ditemukan awal, kebanyakan semua kasus pada kanker kerongkongan adalah fatal.
Operasi, kemoterapi, dan berbagai macam terapi lainnya bisa mambantu menghilangkan gejala-gejalanya.
Jenis yang paling sering terjadi pada kanker kerongkongan adalah squamous sel carcinoma dan adenocarcinoma, yang terjadi di dalam sel yang melewati dinding pada kerongkongan. Kanker ini bisa terjadi dimana saja di dalam kerongkongan dan bisa terlihat sebagai penyempitan pada kerongkongan (penyempitan), sebuah pembengkakan, daerah flat yang tidak normal (plaque), atau jaringan yang tidak normal (fistula) di antara kerongkongan dan saluran pernafasan yang mensuplai paru-paru. Jenis yang tidak umum pada kanker kerongkongan termasuk leiomyosarcomas (kanker pada jaringan lunak pada kerongkongan) dan kanker metatastik (kanker yang menyebar dari bagian lain di dalam tubuh).
Kanker pada jaringan kerongkongan mempengaruhi 15.500 orang setiap tahun di Amerika Serikat. Baik sel squamous carcinoma dan adecarcinoma adalah lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Sel squamous carcinoma lebih sering terjadi pada orang kulit hitam, sedangkan adenocarcinoma lebih sering terjadi pada orang kulit putih. Frekwensi adenocarcinoma telah meningkat cepat di Amerika Serikat sejak tahun 1970, khususnya pria kulit putih dan sekarang lebih sering terjadi dibandingkan sel squamous carcinoma di bagian bawah kerongkongan.
PENYEBAB
Faktor Resiko
Penggunaan tembakau (jenis apapun) dan alkohol adalah faktor resiko yang terpenting untuk menimbulkan kanker kerongkongan, meskipun begitu lebih terjadi untuk sel squamous carcinoma dibandingkan untuk adenocarcinoma. Orang yang memiliki infeksi human papillomavirus tertentu, penderita kanker leher dan kepala, atau orang yang mengalami terapi radiasi pada kerongkongan untuk pengobatan pada kanker sekitar lainnya sangat beresiko mengalami kanker kerongkongan.
Orang yang sudah mempunyai gangguan pada kerongkongan, seperti achalasia, jaringan kerongkongan (plummer-sindrom penglihatan), atau penyempitan yang disebabkan pernah tertelannya zat yang dapat merusak (seperti lye), juga sangat beresiko terbentuknya kanker kerongkongan. Iritasi yang lama pada kerongkongan karena asam lambung yang meluap ke kerongkongan berulang kali (refluks gastroesophageal) dapat menyebabkan kondisi prakanker yang disebut Barret’s esophagus. Meskipun kanker kerongkongan yang berasal dari Barret’s esophagus yang menetap relative jarang pada hampir semua Negara industri, frekwensi kejadiannya meningkat lebih cepat dibandingkan semua kanker kerongkongan lainnya.
GEJALA
Kanker kerongkongan tahap awal bisa tidak terdeteksi. Gejala pertama biasanya sulit menelan makanan keras, yang terjadi bersamaan dengan bertumbuhnya kanker yang mempersempit kerongkongan. Beberapa minggu kemudian, menelan makanan lunak dan kemudian menelan cairan dan ludah menjadi sulit. Kehilangan berat badan adalah biasa, bahkan ketika orang tersebut sudah bisa makan dengan baik. Orang bisa mengalami rasa sakit pada dada, yang terasa menjalar sampai ke bagian belakang.
Dengan berjalannya kanker, hal tersebut bisa merusak berbagai macam jaringan dan syaraf lainnya dan organ-organ. Tumor tersebut bisa menekan syaraf yang mengendalikan pita suara, yang bisa menimbulkan parau. Penekanan pada syaraf di sekelilingnya bisa menyebabkan sindrom horner, rasa sakit tulang belakang, dan tersedak. Kanker tersebut biasanya menyebar ke paru-paru, yang mana bisa menyebabkan nafas yang pendek, dan ke hati, yang bisa menyebabkan demam dan pembengkakan perut. menyebar ke tulang bisa menyebabkan rasa sakit. Menyebar ke otak bisa menyebabkan sakit kepala, pusing, dan serangan. Menyebar ke usus menyebabkan muntah, pendarahan pada kotoran, dan anemia kekurangan zat besi. Menyebar ke ginjal seringkali tanpa gejala.
Pada tahap akhir, kanker tersebut bisa sepenuhnya menyumbat kerongkongan. Menelan menjadi tidak mungkin sehingga pengeluaran cairan di dalam mulut, yang bisa jadi sangat menyusahkan.
DIAGNOSA
Endoskopi, dimana dimana pipa elastis untuk melihat (endoscope) yang dipasang melalui mulut untuk melihat kerongkongan, adalah prosedur diagnosa terbaik jika kanker kerongkongan diduga. Endoskopi juga mempermudah dokter untuk mengangkat sebuah contoh jaringan (biopsi) dan sel pelepasan (brush cytology) untuk diteliti di bawah sebuah mikroskop. Prosedur sinar X yang disebut barium swallow (dimana orang tersebut menelan cairan barium, yang terlihat dengan sinar X) bisa juga memperlihatkan penghalang. Computed tomography (CT) dan pemeriksaan dengan ultrasonografi dilakukan melalui sebuah endoscope yang dimasukkan di dalam kerongkongan kemungkinan digunakan untuk dugaan lebih lanjut pada kanker.
PENGOBATAN
Karena kanker kerongkongan biasanya tidak terdiagnosa sampai penyakit tersebut menyebar, angka kematiannya tinggi. Kurang dari 5 % orang bertahan lebih dari 5 tahun. Kebanyakan meninggal dalam satu tahun pada gejala pertama yang terdeteksi. Sebab hampir semua kasus pada kanker kerongkongan adalah fatal, tujuan utama dokter adalah mengawasi gejala-gejalanya, khususnya rasa sakit dan ketidakmampuan untuk menelan, yang bisa sangat menakutkan untuk orang tersebut dan orang-orang yang mencintai.
Operasi untuk mengangkat tumor yang ada sangat lama tetapi jarang sembuh. Sebab kanker tersebut biasanya telah menyebar pada waktu operasi. Kemoterapi, sendirian atau dengan terapi radiasi, bisa menghilangkan gejala-gejala dan memperlama waktu bertahan hidup selama beberapa bulan. Kadangkala terapi radiasi kombinasa pre-operative dengan kemoterapi bisa meningkatkan tingkat penyembuhan operasi. Alat-alat lain yang ditujukan hanya untuk menghilangkan gejala termasuk melebarkan (memperluas) daerah yang sempit pada kerongkongan dan kemudian memasukkan sebuah pipa (a stent) untuk menjaga kerongkongan tetap terbuka ; memotong tumor menggunakan sebuah loop usus; dan melakukan photo terapi laser, yaitu sebuah sinar energi tinggi yang disorotkan langsung pada pertumbuhan tumor untuk menghancurkan jaringan kanker yang menghalangi kerongkongan.
Teknik lain untuk menghilangkan gejala adalah terapi photodynamic, dimana sebuah pewarna sensitive cahaya (contrast agent) diberikan secara infus 48 jam sebelum pengobatan. Pewarna diserap oleh sel kanker untuk derajat yang lebih besar dibandingkan dengan sel normal pada jaringan kerongkongan yang mengelilingi. Ketika diaktifkan dengan sinar dari sebuah laser dimasukkan ke dalam kerongkongan melalui sebuah endoscope, pewarna menghancurkan jaringan kanker, hingga membuka kerongkongan. Terapi photodinamik menghancurkan luka yang menghalangi lebih cepat dibandingkan radiasi atau kemoterapi pada orang yang tidak bisa menjalani operasi karena kesehatan yang buruk.
Gizi yang cukup membuat pengobatan jenis apapun menjadi lebih mudah dilakukan dan ditoleransi. Orang yang bisa menelan bisa menerima cairan concentrate suplemen gizi. Orang yang tidak bisa menelan bisa membutuhkan makanan melalui pipa sementara atau makanan melalui infus.
Karena kematian adalah mungkin, seseorang yang menderita kanker kerongkongan harus mempunyai semua rencana penting. Orang tersebut harus jujur berdiskusi dengan dokter mengenai keinginan untuk perawatan medis dan kebutuhan untuk perawatan untuk bertahan hidup.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar