Minggu, 31 Juli 2011

Kolesistitis




Kolesistitis (Radang Kandung Empedu)

Kolesistitis adalah proses inflamasi atau peradangan akut pada kandung empedu yang umumnya terjadi akibat penyumbatan pada saluran empedu.

Gejala yang sering dirasakan oleh penderita radang kandung empedu adalah :
Terasa nyeri yang tajam seperti di tusuk-tusuk dan kejang pada perut bagian atas kanan.
Nyeri yang hilang timbul dan berpindah-pindah tempat dari sebelah kanan atas perut lalu mengarah ke punggung, dan berpindah lagi ke bahu dan ke dada depan.
Biasanya rasa sakitnya akan timbul antara 1 sampai 2 jam setelah makan. Menyebabkan penderita kehilangan selera untuk makan, karena takut merasakan sakit sesudah makan.
Gangguan pencernaan, perasaan mual yang disertai dengan muntah-muntah, kolik, dan berkeringat dingin.
Perut terasa kembung terutama sesudah makan-makanan yang berlemak, makanan yang digoreng, dan sayur-sayuran hijau.
Rasa sakit lebih sering timbul pada waktu malam hari, sehingga membangunkan penderita secara mendadak.
Kulit berwarna kuning (apabila batu empedu menghalangi saluran empedu).
Feses berubah warna menjadi coklat.
Suhu badan menjadi tinggi.

Berikut beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk terapi pengobatan radang kandung empedu :

SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.)
Efek : sebagai antiradang (anti-inflamasi), menghilangkan sakit (analgetik), menurunkan panas (antipiretik), menghilangkan bengkak, dan penawar racun.

JOMBANG (Tarxacum mongolicum Hand-Mazz.)
Efek : berkhasiat sebagai anbiotik, antiradang (anti-inflamasi), menghilangkan bengkak, dan menghilangkan panas dan racun.

RUMPUT MUTIARA (Hedyotis corymbosa Lamk.)
Efek : sebagai antiradang (anti-inflamasi), menghilangkan panas, diuretik, dan mengkatifkan sirkulasi darah.

RAMBUT JAGUNG (Zea mays L.)
Efek : melancarkan pengeluaran empedu, menetralisir hati, menghilangkan panas, dan sebagai diuretik (peluruh kemih).

KEJIBELING (Strobilanthes crispus Bl.)
Efek : menghancurkan dan melarutkan batu pada kandung empedu, kandung kemih dan ginjal, dan sebagai diuretik (peluruh kemih).

MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)
Efek : sebagai antiradang (anti-inflamasi), diuretik (peluruh kemih).

TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Efek : sebagai antiradang (anti-inflamasi), kolagogum (melancarkan pengeluaran empedu), kholeretik, hepatoprotektor, dan lain-lain.

KUNYIT (Curcuma longa L.)
Efek : antiradang (anti-inflamasi), anti bakteri, melancarkan sirkulasi darah dan vital energi, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum), dan lain-lain.

Dari pemeriksaan laboratorium, dapat ditemukan peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis) dan peningkatan enzim-enzim hati (SGOT, SGPT, alkali fosfatase, dan bilirubin); namun hasil-hasil pemeriksaan ini tidak dapat memastikan diagnosis. Diagnosis umumnya dipastikan dengan pemeriksaan radiologi. Umumnya dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen atau USG. Foto polos hanya dapat memastikan ada atau tidaknya batu. Sedangkan USG, selain dapat memastikan ada tidaknya batu, juga dapat menilai ketebalan dinding empedu dan cairan peradangan di sekitar empedu. ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography) juga dapat dilakukan untuk melihat anatomi saluran empedu, sekaligus untuk mengangkat batu apabila memungkinkan.

Tindakan untuk kasus kolesistitis akut yang baru didiagnosis meliputi:

Mengistirahatkan usus dan memberikan makanan secara parenteral (lewat infus).

Memberikan obat penghilang rasa nyeri (analgesik) dan antiemetik (antimuntah). Analgesik pilihan adalah meperidine, atau kombinasi paracetamol dengan opioid.

Memberikan antibiotik parenteral. Antibiotik pilihan antara lain meropenem, piperacillin-tazobactam, ampicillin-sulbactam, dan imipenem-cilastatin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar