Minggu, 31 Juli 2011

Kolesistitis




Kolesistitis (Radang Kandung Empedu)

Kolesistitis adalah proses inflamasi atau peradangan akut pada kandung empedu yang umumnya terjadi akibat penyumbatan pada saluran empedu.

Gejala yang sering dirasakan oleh penderita radang kandung empedu adalah :
Terasa nyeri yang tajam seperti di tusuk-tusuk dan kejang pada perut bagian atas kanan.
Nyeri yang hilang timbul dan berpindah-pindah tempat dari sebelah kanan atas perut lalu mengarah ke punggung, dan berpindah lagi ke bahu dan ke dada depan.
Biasanya rasa sakitnya akan timbul antara 1 sampai 2 jam setelah makan. Menyebabkan penderita kehilangan selera untuk makan, karena takut merasakan sakit sesudah makan.
Gangguan pencernaan, perasaan mual yang disertai dengan muntah-muntah, kolik, dan berkeringat dingin.
Perut terasa kembung terutama sesudah makan-makanan yang berlemak, makanan yang digoreng, dan sayur-sayuran hijau.
Rasa sakit lebih sering timbul pada waktu malam hari, sehingga membangunkan penderita secara mendadak.
Kulit berwarna kuning (apabila batu empedu menghalangi saluran empedu).
Feses berubah warna menjadi coklat.
Suhu badan menjadi tinggi.

Berikut beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk terapi pengobatan radang kandung empedu :

SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.)
Efek : sebagai antiradang (anti-inflamasi), menghilangkan sakit (analgetik), menurunkan panas (antipiretik), menghilangkan bengkak, dan penawar racun.

JOMBANG (Tarxacum mongolicum Hand-Mazz.)
Efek : berkhasiat sebagai anbiotik, antiradang (anti-inflamasi), menghilangkan bengkak, dan menghilangkan panas dan racun.

RUMPUT MUTIARA (Hedyotis corymbosa Lamk.)
Efek : sebagai antiradang (anti-inflamasi), menghilangkan panas, diuretik, dan mengkatifkan sirkulasi darah.

RAMBUT JAGUNG (Zea mays L.)
Efek : melancarkan pengeluaran empedu, menetralisir hati, menghilangkan panas, dan sebagai diuretik (peluruh kemih).

KEJIBELING (Strobilanthes crispus Bl.)
Efek : menghancurkan dan melarutkan batu pada kandung empedu, kandung kemih dan ginjal, dan sebagai diuretik (peluruh kemih).

MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)
Efek : sebagai antiradang (anti-inflamasi), diuretik (peluruh kemih).

TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Efek : sebagai antiradang (anti-inflamasi), kolagogum (melancarkan pengeluaran empedu), kholeretik, hepatoprotektor, dan lain-lain.

KUNYIT (Curcuma longa L.)
Efek : antiradang (anti-inflamasi), anti bakteri, melancarkan sirkulasi darah dan vital energi, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum), dan lain-lain.

Dari pemeriksaan laboratorium, dapat ditemukan peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis) dan peningkatan enzim-enzim hati (SGOT, SGPT, alkali fosfatase, dan bilirubin); namun hasil-hasil pemeriksaan ini tidak dapat memastikan diagnosis. Diagnosis umumnya dipastikan dengan pemeriksaan radiologi. Umumnya dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen atau USG. Foto polos hanya dapat memastikan ada atau tidaknya batu. Sedangkan USG, selain dapat memastikan ada tidaknya batu, juga dapat menilai ketebalan dinding empedu dan cairan peradangan di sekitar empedu. ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography) juga dapat dilakukan untuk melihat anatomi saluran empedu, sekaligus untuk mengangkat batu apabila memungkinkan.

Tindakan untuk kasus kolesistitis akut yang baru didiagnosis meliputi:

Mengistirahatkan usus dan memberikan makanan secara parenteral (lewat infus).

Memberikan obat penghilang rasa nyeri (analgesik) dan antiemetik (antimuntah). Analgesik pilihan adalah meperidine, atau kombinasi paracetamol dengan opioid.

Memberikan antibiotik parenteral. Antibiotik pilihan antara lain meropenem, piperacillin-tazobactam, ampicillin-sulbactam, dan imipenem-cilastatin.

Kamis, 28 Juli 2011

Anemia Gizi Besi (AGB)




Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit tapi ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg untuk sebagian besar mineral dan vitamin.

Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah.

Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb).Kekurangan Fe mengakibatkan kekurangan Hb.Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun, tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit daripada biasa sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik.

Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui, dan wanita usia subur pada umumnya, karena fungsi kodrati. Peristiwa kodrati wanita adalah haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Karena itu menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif lebih tinggi ketimbang kelompok lain. Kelompok lain yang rawan AGB adalah anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah.

Sumber utama Fe adalah bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Kesulitan utama untuk memenuhi kebutuhan Fe adalah rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama sumber Fe nabati yang hanya diserap 1-2%. Sedangkan tingkat penyerapan Fe makanan asal hewani dapat mencapai 10-20%. Ini berarti bahwa Fe pangan asal hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe pangan asal nabati (non heme).

Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.

1.Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal dari :

a.Saluran Cerna : akibat dari tukak peptik, kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang.

b.Salan genitalia wanita : menorrhagia, atau metrorhagia.

c.Salura kemih : hematuria

d.Saluran napas : hemoptoe.

Dengan penjelasan di atas, maka dapat dipahami apabila angka penderita AGB pada wanita hamil mencapai lebih dari 63% dan pada balita mencapai 55%. Hal ini terjadi karena tidak mudah memenuhi kebutuhan Fe secara alami. Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitamin C, vitamin A, zink (Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh.

Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A.

Tanda-tanda Anemia Gizi Besi (AGB) antara lain: pucat, lemah, lesu, pusing dan penglihatan sering berkunang-kunang. Apabila dilakukan pemeriksaan kadar Hb dalam darah, maka angka Hb kurang dari normal. Adapun ambang batas normal kadar Hb untuk berbagai kelompok adalah sebagai berikut :
Anak Balita : 11 gram %
Usia Sekolah : 12 gram %
Wanita dewasa : 12 gram %
Laki-laki dewasa : 13 gram %
Ibu hamil dan menyusui eksklusif : 11 gram %

Defisiensi Besi (AGB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang.

Metabolisme



Metabolisme adalah proses pembentukan energi dalam tubuh dengan jalan "membakar" nutrisi makanan / minuman yang masuk sehingga tubuh dapat menjalankan fungsi aktifitasnya secara normal.
Zat Nutrisi berupa kalori, protein, karbohidrat, mineral, gula dan vitamin.

Air memegang fungsi sangat penting dalam proses metabolisme tubuh tersebut yaitu sebagai media penghantar dalam proses pengurai zat nutrisi (proses bio-kimia).
Selain itu,air juga berfungsi sebagai media pelarut untuk mengeluarkan 'sisa' hasil metabolisme tubuh (detok agent) secara proses bio-elektrik.
Istilah ilmiah dari proses ini dinamakan proses Ekskresi.

Secara umum, tubuh manusia memerlukan sedikitnya 2 liter air per hari. Masalahnya tidak semau air yang kita minum memiliki karakteristik partikel air yang 'mudah menghantar' dan 'mudah larut' .
Apalagi jika kondisi air tersebut memiliki kadar air cenderung asam (pH Medan Listrik "Endogen" Tubuh

Dalam menjalankan fungsi metabolisme tersebut (proses bio kimia & bio elektrik),tubuh memiliki medan listrik Endogen sebagai sistem penggerak utamanya.
Medan listrik endogen tubuh juga berfungsi untuk mengontrol aktifitas mekanisme fisiologis tubuh (sistem saraf & otot tubuh) dan proses Ekskresi / pembuangan 'limbah' melalui usus besar (limbah padat), ginjal & kulit (limah cair) serta paru-paru (gas).
Makanan merupakan kebutuhan biologis dasar. Tanpa makanan menyebabkan tubuh kita menjadi kelaparan dan mengakibatkan badan menjadi lemah, energy berkurang dan kadang menjadi cepat marah. Kelaparan sedang sampai berat dapat mengakibatkan halusinasi tentang makanan dan sakit bahkan kematian.

Dahulu orang memilih makanan hanya untuk menghilangkan rasa lapar, untuk memuaskan keinginan, variasi, dan keseimbangan sedangkan sekarang tuntutan kebutuhan akan nutrisi makanan meningkat seiring dengan semakin banyak nya kasus penyakit terutama karena pola makan yang salah. Dengan nilai produk nutrisi yang baik membuat makanan yang dimakan menjadi semakin baik kualitasnya dan membuat kualitas hidup juga menjadi lebih baik.

Nutrisi atau lebih mudah disebut zat gizi adalah inti dari makanan. Makanan mengandung berbagai macam nutrisi atau zat gizi. Zat gizi berfungsi membantu tubuh menjalankan metabolism dengan benar, dan berfungsi dengan benar, menyediakan energy, memastikan pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan melindungi tubuh.

Zat gizi dalam produk nutrisi terbagi menjadi dua yaitu zat gizi makro dan mikro. Zat gizi makro terdapat dalam makanan dalam jumlah besar terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan air. Zat gizi mikro terdapat dalam makanan dalam jumlah kecil terdiri dari vitamin dan mineral. Kedua macam zat gizi dari produk nutrisi makanan tersebut baik makro maupun mikro harus di konsumsi oleh tubuh dalam keadaan yang seimbang baik dari jumlahnya maupun jenisnya.

Rabu, 27 Juli 2011

Pythagoras

Orang yang pertama kali mencetuskan aksioma-aksioma, postulat-postulat yang perlu dijabarkan terlebih dahulu dalam mengembangkan geometri.
Bukan orang yang menemukan suatu teorema Pythagoras namun dia berhasil membuat pembuktian matematis. Pythagoras menemukan sebagai bilangan irrasional.

Segitiga dan pitagoras memang saling berkaitan. Rumus dasar pitagoras adalah

a2+b2=c2

Agak menyusahkan menurutku bila mencari sisi – sisi segitiga menggunakan cara itu. Misalkan… salah satu sisinya adalah 6 dan 8. Sisi yang lainnya?

a2+b2 = c2


62+82 = ?

36+64 = ?100

Ada beberapa step dan jujur, menurutku itu agak ribet buat seorang Dinda yang pemalas ini. Lebih baik inget – inget aja deh angka – angka penting ini. Agak mudah untuk mencari sisi – sisi segitiga.

stomata


Stomata pori-pori kecil pada permukaan daun yang memungkinkan pertukaran gas antara atmosfer dan dalam daun. Setiap stoma dibentuk oleh dua sel epidermis khusus, yang disebut sel penjaga. Sel-sel ini berubah bentuk untuk membuka dan menutup pori-pori pada skala waktu menit. Pada kebanyakan tanaman, stomata adalah antara 30 dan 60 mikrometer panjang dan terjadi pada kepadatan antara 50 dan 200 per mm persegi.

Stomata harus membuka membutuhkan CO2 ke daun untuk fotosintesis, tetapi ketika mereka terbuka, mereka memungkinkan uap air untuk berdifusi keluar dari daun. Jadi, harus membuka stomata cukup untuk mendukung fotosintesis, tetapi mereka harus pada saat yang sama mencegah kehilangan air yang berlebihan. Dilema ini telah diformalkan sebagai masalah optimasi dibatasi.

Sel penjaga telah sensorik yang kompleks dan sinyal transduksi mesin yang memungkinkan mereka untuk menanggapi berbagai faktor seperti cahaya, CO2, dan stres air. Sel penjaga mengubah ukuran dan bentuk dengan mengubah konsentrasi zat terlarut mereka sehingga air yang mengalir masuk atau keluar melalui osmosis.

Transceiver




Transceiver adalah kombinasi pemancar / penerima dalam satu paket. Istilah ini berlaku untuk perangkat komunikasi nirkabel seperti telepon selular, set telepon nirkabel, genggam radio dua arah, dan mobile radio dua arah. Kadang-kadang istilah digunakan dalam referensi untuk pemancar / penerima perangkat di kabel atau sistem serat optik.

Dalam sebuah transceiver radio, penerima dibungkam saat transmisi. Sebuah saklar elektronik memungkinkan pemancar dan penerima untuk dihubungkan ke antena yang sama, dan mencegah output pemancar dari merusak penerima. Dengan transceiver semacam ini, adalah mustahil untuk menerima sinyal saat transmisi. Mode ini disebut half duplex. Transmisi dan penerimaan sering, namun tidak selalu, dilakukan pada frekuensi yang sama.

Beberapa transceiver yang dirancang untuk memungkinkan penerimaan sinyal selama periode transmisi. Mode ini dikenal sebagai full duplex, dan membutuhkan pemancar dan penerima beroperasi pada frekuensi yang berbeda secara substansial sehingga sinyal yang ditransmisikan tidak mengganggu penerimaan. Set telepon seluler dan tanpa kabel menggunakan mode ini. Satelit komunikasi jaringan sering menggunakan full-duplex transceiver di permukaan berbasis poin pelanggan. Sinyal ditransmisikan (transceiver-ke-satelit) disebut uplink, dan sinyal yang diterima (satelit-ke-transceiver) disebut downlink.

Pemancar dalam setiap jenis transceiver dirancang untuk beroperasi pada tingkat daya yang ditetapkan. Daya keluaran diukur dalam watt. Sebuah walkie-talkie jenis transceiver tangan memegang akan memiliki kekuatan out put sekitar 5 watt. Ini berarti bahwa pemancar dalam mengirimkan sinyal pada 5 watt kekuasaan melalui antena. Unit base transceiver dan transceiver radio CB beroperasi pada tingkat daya yang lebih tinggi. Instruksi manual untuk VHF / HF transceiver diberikan kepada siswa oleh University of Indiana menggambarkan kekuatan pemancar base unit menjadi antara 5 dan 100 watt ketika transmisi sinyal FM dan antara 5 dan 40 watt untuk AM transmisi sinyal.

Software Ditetapkan Radio transceiver membawa radio amatir ke dalam domain digital dengan menggabungkan radio dengan komputer. Sebuah transceiver SDR mengubah sinyal radio analog ke sinyal digital dan menggunakan perangkat lunak untuk memproses dan menyaring sinyal untuk transmisi. SDR transceiver perangkat lunak dikonfigurasi untuk memungkinkan transceiver untuk beroperasi di frekuensi band sempit tanpa izin atau di band amatir radio berlisensi. Menurut Journal EURASIP pada Komunikasi Wireless dan Jaringan, transceiver mengirim sinyal input melalui prosesor mana disaring dan dioptimalkan oleh perangkat lunak. Sinyal ini kemudian dilewatkan melalui rangkaian konverter yang berubah dari sinyal analog ke sinyal digital. Hal ini kemudian disiarkan melalui antena. Jenis sinyal yang disiarkan ditentukan oleh standar transmisi nirkabel yang diterbitkan oleh FCC.

Selasa, 26 Juli 2011

sistem pernapasan


sistem pernapasan terdiri dari:

1. Hidung dan mulut
Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernafasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.

Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.

2. Saluran napas (pharing, laring, Trachea)
Obstruksi saluran napas atas adalah kegagalan sistem pernapasan dalam memenuhi kebutuhan metabolik tubuh akibat sumbatan saluran napas bagian atas (dari hidung sampai percabangan trakea). Obstruksi saluran napas atas ini sering menyebabkan gagal napas. Empat penyakit tersering penyebab gagal napas pada obstruksi saluran napas atas adalah:

* Epiglotitis (peradangan pita suara)
* Sindrom croup
* Laringotrakeobronkitis

3. Paru -paru (bronchus, bronchiolus, alveolus)
Paru-paru merupakan organ dalam sistem pernafasan dan termasuk dalam sistem kitaran vertebrata yang bernafas. Ia berfungsi untuk menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah dengan bantuan hemoglobin. Proses ini dikenali sebagai respirasi atau pernafasan. Istilah perubatan berkaitan paru-paru selalunya bermula dengan "pulmo-" dari perkataan Latin pulmones untuk paru-paru.

4. Otot-otot pernapasan (diaphragma dan otot dada)
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.

Sistem Ekskresi



Sistem Ekskresi adalah salah satu sistem organ yang dibina atas organ-organ secretory untuk melakukan fungsi sekresi. Ekskresi dikenal sebagai proses pengeluaran materi-materi yang tidak digunakan lagi oleh tubuh sebagai zat-zat sisa aktivitas metabolisme tubuh, seperti zat-zat berlebih, sampah atau yang berbahaya bagi tubuh 1. Zat-zat sisa tesebut apabila tidak dikeluarkan dalam tubuh, maka dapat membahayakan hidup organisme tersebut, bahkan zat tersebut dapat bersifat racun apabila terus berada di dalam tubuh. Secara umum sistem ekskresi membantu terjaganya homeostasis organisme, melalui pengaturan keseimbangan air dan penghilangan substansi-substansi yang berbahaya bagi tubuh 2. Homeostasis adalah kemampuan suatu organisme untuk selalu menjaga kondisi internal tubuh agar tetap konstan (tidak berubah) tanpa terpengaruh kondisi eksternal tubuh. Pengaturan kondisi internal tersebut (kesimbangan air di dalam tubuh) dilakukan melalui suatu proses yang dinamakan osmoregulasi. Osmoregulasi merupakan proses untuk mengontrol keseimbangan air di dalam sel atau organisme dengan tanggap terhadap kondisi lingkungan yang mengelilinginya melalui proses osmosis 3. Osmoregulasi dapat juga dikatakan sebagai penyerapan serta eksresi air dan substansi terlarut sehingga kesimbangan air tetap terjaga melalui pengaturan kondisi tekanan osmotic di antara organisme dengan lingkungan yang mengelilinginya 3.

Manusia pada dasarnya mempunyai berbagai macam system pembuangan yang sempurna. Salah satunya adalah Sistem Ekskresi. Sistem Ekskresi adalah proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme dari dalam tubuh yang berupa:
1. Air
2. Gas
3. Garam Mineral

Di dalam tubuh juga ada yang disebut Defekasi, yang artinya proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme dari dalam tubuh yang berupa zat padat(feses). Organ-organ pada Ekskresi manusia terdiri dari:
1. Kulit
2. Paru-Paru
3. Hati
4. Ginjal

Bronkus



Bronkus

Bronkus adalah kaliber jalan udara pada sistem pernapasan yang membawa udara ke paru-pari. Tidak terdapat pertukaran udara yang terjadi pada bagian paru-paru ini. Bronkitis merupakan peradangan pada bronkus. Terdapat dua tipe utama: akut dan kronik. Bronkitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

Burung mempunyai saluran pernapasan yang terdir atas lubang hidung, trakea, bronkus dan paru-apru. Pada bagian bawah trakea terdapat alat suara disebut siring. Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara. Proses pernapasan pada burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk berkontaksi, tulang rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah. Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun. Hal ini menyebabkan udara masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk ke dalam pundi-pundi udara. Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang dan tulang dada bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar, mengakibatkan udara keluar dari paru-paru. Demikian juga udara dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-apru. Pengambilan oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Pertukaran gas hanya terjadi di dalam paru-paru.

Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih).
Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.

Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) di paruparu berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Kecepatan respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal, antara lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.

Burung mengisap udara Þ udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa bagian belakang Þ bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundipundi hawa Þ udara di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru Þ udara menuju pundipundi hawa depan.