Kamis, 03 Mei 2012
Pengobatan Tumor otak
Tumor otak menyebabkan peningkatan intracranial serta tanda dan gejala local sebagai akibat dari tumor yang mengganggu bagian dari spesifik otak. Sesuai dengan hipotesis Monroe-killie yang dimodifikasi, bahwa tengkorak adalah sebuah ruangan kaku yang berisi materi esensial yang tidak dapat tertekan : benda otak, darah dalam vaskuler dan cairan serebrospinal (CSS). Jika salah satu komponen dalam tengkorak volumenya meningkat, TIK akan meningkat, kecuali satu dari komponen lain menurunkan volumenya. Konsekuensinya terdapat perubahan volume otak bila terjadi gangguan seperti tumor otak atau edema serebral ini akan menimbulkan tanda dan gejala peningkatan intracranial. Gejala- gejala peningkatan TIK disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal, dan darah serebral (semua terletak didalam tengkorak). Sebagai akibat pertumbuhan tumor maka kompensasi penyesuaian diri dapat dilakukan melalui penekanan pada vena intracranial, melalui penurunan volume cairan serebrospinal (melalui peningkatan absorpsi dan menurunkan produksi), penurunan sedang pada aliran darah serebral dan menurunnya masa jaringan otak intraselular dan ekstraselular. Bila kompensasi ini semua gagal, pasien mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK. GAMBARAN KLINIS 1) Gejala-Gejala Umum Akibat peninggian tekanan intrakranial. a) Muntah Merupakan gejala tetap dan sering sebagai gejala pertama, timbulnya terutama pagi hari tanpa didahului rasa mual, pada tingkat lanjut, muntah menjadi proyektil. b) Sakit kepala Dijumpai pada 70% penderita yang bersifat serangan ber-ulang-ulang, nyeri berdenyut, paling hebat pagi hari, dapat timbul akibat batuk, bersin dan mengejan. Lokasi nyeri unilateral/bilateral yang terutama dirasakan daerah frontal dan suboksipital. c) Gejala mata o Strabismus/diplopia dapat terjadi karena regangan nervus abdusens. o Edema papil pada funduskopi merupakan petunjuk yang sangat penting untuk tumor intrakranial. Bailey menemukan gejala ini path 80% tumor otak anak d) Pembesaran Kepala Terutama pada anak di bawah umur 2 tahun yang fontanelnya belum tertutup. Gejala ini tidak khas untuk tumor otak, hanya menunjukkan adanya peninggian tekanan intrakranial e) Gangguan kesadaran Dapat ringan sampai yang berat. f) Kejang Sangat jarang, kira-kira 15% pada anak dengan tumor supratentorial; pada tumor infratentorial, kejang menunjukkan tingkat yang sudah lanjut. g) Gangguan mental Lebih sering ditemukan pada orang dewasa, terutama bila tumor berlokasi pada lobus frontalis atau lobus temporalis. 2) Gejala-gejala lokal sesuai lokasi tumor a) Tumor infratentorial: karena letaknya di fosa posterior, maka gejala lokal yang ditemukan ialah o Gejala serebelar berupa ataksia, gangguan koordinasi, nistagmus dan gangguan tonus otot. o Gejala batang otak: pada umumnya berat karena pada batang otak terdapat pusat-pusat vital serta pusat saraf kranialis. o Gejala nervi kranialis: akibat peregangan atau penekanan tumor terutama N.VI, juga N.V, VII, IX dan X. b) Tumor Supratentorial: o Tumor Supraselar memberikan gejala utama berupa gangguan penglihatan dan gangguan endokrin/metabolik. o Tumor Hemisfer serebri: Gejala yang timbul bergantung pada lokalisasi tumor di area/lobus hemisfer, umpamanya sindroma lobus frontalis atau sindroma lobus ternporalis. 3) Sifat-sifat beberapa tumor otak : a) Astrositoma serebelar: Merupakan kira-kira 11-30% tumor intrakranial, insidensi umur 3-8 tahun. Lokalisasi pada hemisfer kiri atau kanan, berbentuk kista, tidak invasif dan tidak memberikan metastasis b) Meduloblastoma: Kira-kira 15-25% pada bayi dan anak, insidensi 3-5 tahun, lebih sering pada laki-laki daripada perempuan Lokasi pada vermis serebelum. Paling ganas, sering bermetastasis ke luar susunan saraf pusat. Gejala ataksia pada tumor ini tidak menunjukkan lateralisasi. c) Ependimoma: kira-kira 8% tumor otak; berasal dari ependim dasar ventrikel, bertumbuh ke arah rongga ventrikel yang mengakibatkan obstruksi dini aliran likuor. Sering mengalami kalsifikasi. Gejala utama berupa peninggian tekanan intrakritnial. d) Glioma batang otak : kira-kira 8-20% tumor otak pada anak, dan 75% di antaranya pada umur 7-10 tahun e) Kraniofaringioma: jarang (hanya 4%) tetapi paling sering PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1) Klinik. 2) Pemeriksaan tambahan, antara lain: a) Foto polos kepala Pemeriksaan ini penting untuk mendiagnosis dan evaluasi suatu tumor otak. Pemeriksaan ini meliputi anteroposterior, lateral dan basiler. Dapat dilihat tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial, kalsifikasi atau proses lain dalam kepala. b) Pneumoensefalografi dan ventrikulografi : terutama untuk memberikan informasi mengenai perubahan bentuk ventrikel dan gangguan sirkulasi akibat tumor sekitarnya c) Angiografi : sukar dilakukan pada anak, dapat dilihat adanya perubahan arsitektur vaskular otak. d) Brain Scan: makan waktu 15-30 menit, sukar dipakai pada anak. Digunakan untuk mendeteksi adanya tumor supratentorial, sedangkan tumor infratentorial agak kurang memuaskan hasilnya e) CT scan : paling diandalkan masa kini karena prakis, tidak makan waktu lama dan juga tidak invasif, hanya mahal . Dapat mendeteksi baik tumor supratentorial maupun infratentorial. f) Ekoensefalografi: tidak menunjukkan langsung adanya tumor, tetapi memperlihatkan adanya pergeseran struktur-struktur di garis tengah otak g) Elektroensefalografi: terutama penting untuk mengetahui lokalisasi tumor supratentorial, kira-kira 70% dapat diketahuinya h) Pemeriksaan cairan likuor : tidak dianjurkan pada tumor intrakranial, hanya dapat dilakukan bila tidak ada tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial. Cairan likuor dapat diperoleh dengan pungsi ventrikel. Adanya tumor dapat dibuktikan dengan peninggian protein dan adanya sel-sel ganas. Pengobatan Tumor otak 1) Tindakan Pembedahan Bila tidak akan menimbulkan defisit nerologik yang terlalu mengganggu, reseksi total merupakan treatment of choice Tindakan ini bergantung pada sifat, lokalisasi, perluasan dan lamanya berlangsung tumor. 2) Radioterapi Diberikan pada tumor yang radiosensitif, dan biasanya dilakukan setelah reseksi total atau parsial. 3) Kemoterapi Hasilnya masih kurang memuaskan, dan tidak semua obat anti-tumor dapat meliwati sawar darah otak. Titik tangkap kerja obat anti-tumor ialah pada sintesis DNA (replikasi), sintesis RNA dari DNA (transkripsi) dan sintesis protein dari RNA (translasi) Obat-obat yang biasa digunakan pada tumor otak ialah: a) Vinkristin: suatu vinka alkaloid, terutama efektif terhadap leukemia. Hasil baik juga pada meduloblastoma dan glioblastoma. Efek samping ialah toksis terhadap saraf perifer. b) Methotrexate : intratekal, terutama untuk meduloblastoma, ependimoma & astrositoma. c) Sitosin arabinosid: juga dipakai pada tumor otak tetapi hasilnya masih belum diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar