Kamis, 08 Maret 2012
Blighted ovum
Blighted ovum merupakan salah satu kelainan dalam kehamilan. Wanita yang sudah diketahui terlambat menstruasi dan telah melakukan tes kehamilan yang hasilnya positif, ternyata tidak benar-benar hamil. Pada kondisi tersebut, kantung kehamilan (gestational sac) yang diharapkan berisi bakal janin, ternyata isinya kosong. Inilah yang dimaksud dengan blighted ovum.
Blighted ovum. Kondisi ini terjadi karena telur yang sudah dibuahi berhasil membentuk plasenta dan membran, tetapi gagal terbentuk embrio. Diduga hal ini terjadi karena kelainan kromosom pada telur yang sudah dibuahi tersebut. Blighted ovum biasanya terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan.
Untuk mengetahui diagnosis, dokter melakukan pemeriksaan menggunakan USG (ultrasonografi). Pada pemeriksaan USG, dapat dilihat adanya kantung kehamilan yang ternyata di dalamnya tidak ada embrio alias kosong. Tes kehamilan positif, karena plasenta mengeluarkan hormon human chorionic gonadotropin (HCG).
Pada awalnya, wanita merasakan gejala-gejala hamil, seperti mudah lelah, merasa ada yang lain pada payudara atau mual-mual. Selanjutnya, pertumbuhan plasenta berhenti dan kadar hormon HCG kembali turun, dan akhirnya gejala kehamilan menghilang—biasanya terjadi setelah usia kehamilan 3 bulan. Pada saat tersebut, wanita akan merasa tidak nyaman di perut, atau keluar bercak perdarahan dari vagina.
Apabila sudah dipastikan mengalami blighted ovum, dokter mengeluarkan plasenta dan kantung kehamilan yang kosong tersebut. Prosedurnya sama seperti pengeluaran janin saat wanita mengalami keguguran, yang dikenal dengan istilah kuretase dan dilatasi.
Blessing in disguise mungkin ungkapan yang tepat untuk keguguran. Mengapa demikian? Beberapa penelitian terakhir menemukan bahwa sebagian besar kasus keguguran disebabkan adanya kelainan kromosom. Jika ditelusuri kembali, berbagai penyakit bawaan pada anak seperti sindrom Down dan kelainan sejak lahir lainnya akibat dari adanya kelainan kromosom.
Seandainya saja bakal janin yang memiliki kelainan kromosom tersebut mampu bertahan hingga lahir, kemungkinan anak akan menderita kelainan bawaan. Karena terdapat kelainan, keguguran dapat dianggap sebagai seleksi ilmiah, karena jika janin tersebut lahir dan tumbuh besar mungkin akan membawa masalah lebih rumit di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar