Sabtu, 11 Juni 2011
Otak manusia
Otak manusia dengan segala sistem sarafnya terbentuk tidak sekaligus. Ia tumbuh dan terbentuk secara berangsur angsur sejak dari dalam perut ibu sampai beranjak dewasa. Otak dan sistem saraf secara berkelanjutan mengalami penyempurnaan. Artinya, kemampuan dan kedewasaan otak terus mengalami perkembangan seiring dengan waktu dan tumbuh kembangnya si manusia.
Awal mulanya manusia hanya berasal dari 1 sel saja, yaitu Stem Cell. Dari 1 sel yang berisi sifat-sifat ayah dan ibunya itulah terjadi perkembangan menuju pada terbentuknya manusia dengan kompleksitas yang sangat luar biasa.
Satu sel membelah menjadi 2 sel, menjadi 4 sel, menjadi 8 sel dan seterusnya sampai bermiliar-miliar sel tubuh manusia. Dan yang menakjubkan, dari satu sel itu lantas berkembang menjadi sel-sel yang berbeda-beda bentuk dan fungsinya.
Ada sel yang membelah dan berkembang ke arah pembentukan kepala. Ada yang membentuk badan dan anggota tubuh. Ada yang membentuk tulang belulang dengan segala bentuk dan fungsinya. Ada yang mengarah ke bentuk otot, darah, jantung, paru paru, ginjal, mata, otak, dan lain sebagainya.
Otak bagian depan yang bertanggung jawab terhadap kecerdasan anak, berkembang pesat pada usia 6 - 12 bulan. Jika sel-sel saraf di daerah ini berkembang secara baik, maka anak akan memiliki kecerdasan tinggi, emosinya matang, penguasaan bahasanya baik, dan memiliki ketrampilan yang bagus.
Wilayah bahasa di otak anak-anak juga mengalami pemantapan pada usia sekitar 8 bulan. Sistem saraf terbentuk dengan sangat khas, bersamaan dengan berkembangnya daerah otak yang disebut cortex prefrontal. Ini daerah yang sangat berhubungan dengan kesadaran dan konsep diri seseorang.
Pada usia 8 tahun, anak-anak mengalami pemantapan atau keseimbangan fungsi otak kanan dan kiri. Kedua belahan otak itu memiliki mekanisme yang berbeda di dalam berpikir. Otak kanan cenderung berpikir intuitif dan artitistik. Sedangkan otak kiri berpikir secara logis, rasional dan analitis.
Pembelajaran matematika, misalnya, lebih banyak menggunakan otak sebelah kiri. Demikian pula pembelajaran sains, dan tatabahasa. Sedangkan pembelajaran seni musik, seni tari, berfantasi dan semacamnya menggunakan mekanisme otak kanan.
Jika kedua fungsi belahan otak berjalan secara seimbang, maka anak akan memiliki potensi kecerdasan yang matang, secara intelektual maupun emosional. Pemantapan itu terjadi pada usia sekitar 8 tahun.
Pada masa janin, bayi, sampai anak-anak, sel-sel saraf akan terbentuk dan ditempatkan pada posisi-posisi yang tepat di kedua belahan otak itu. Baik hubungan-hubungan antar sel saraf, maupun sirkuit secara keseluruhan.
Jika pada masa ini terjadi kesalahan penempatan dan pembentukan sirkuit saraf otak, maka akan terjadi kerusakan yang parah di sistem saraf otak itu dan menjadikan otak tidak berfungsi secara baik, karena sirkuit-siruitnya tidak terbentuk.Tapi, jika pembentukan sirkuit berjalan tepat, maka sel-sel saraf itu tinggal memperbesar ukurannya saja, di kemudian hari.
Keandalan sistem saraf sangat ditentukan oleh ukuran sel-sel sarafnya. Semakin besar selnya, panjang julurannya, dan luas sirkuitnya, maka semakin bagus fungsinya. Tapi semakin kecil selnya, pendek julurannya, dan sempit sirkuitnya, maka fungsinya akan semakin jelek. Sebagaimana sel-sel penglihatan yang tidak berkembang pada bayi, yang saya contohkan di atas.
Bagian otak yang disebut amygdala ingatan yang bertanggung jawab pada emosi juga berkembang pada usia anak-anak, yaitu sekitar 3 tahun. Jadi anak-anak yang tidak terbentuk emosinya dengan baik pada usia itu biasanya akan memiliki kendala kematangan emosional saat dewasa.
Sementara itu, ingatan rasional pada anak baru berkembang sesudah usia 3 tahun. Karena itu pendidikan di masa kanak-kanak lebih mengedepankan pendekatan emosional ketimbang rasional. Sesuai dengan bagian otak yang sudah berkembang.
Dan seterusnya, sel-sel saraf masih berkembang sampai masa dewasa. Setiap kita melatih kemampuan baru, baik dalam segi bahasa, matematika, maupun ketrampilan fisik, maka sel-sel saraf otak kita yang berkaitan dengan pengendalian ketrampilan itu bakal berkembang, bertambah tebal, dan membentuk sirkuit-sirkuit baru. Maka, otak kita menjadi semakin membesar, dan berlipat-lipat di permukaannya. Semakin banyak lipatan-lipatan pada otak seseorang, maka itu menunjukkan semakin cerdas dia.
Otak mengendalikan seluruh aktivitas kehidupan manusia dengan tiga cara, yaitu sinyal sinyal listrik lewat serabut-serabut saraf, zat-zat kimiawi yang disebut neurotransmiter, dan hormon-hormon yang dilepaskan ke dalam darah. Kepada tiga hal itulah aktivitas manusia bertumpu. Kekacauan pada salah satu dari tiga hal itu akan menyebabkan kekacauan atau bahkan kelumpuhan pada aktivitas manusia.
Sinyal listrik adalah cara tercepat yang dimiliki oleh mekanisme otak dan saraf. Setiap memberikan perintah kepada organ atau bagian lain, otak selalu mengirimkan pesan-pesan lewat sinyal listrik. Seperti pulsa-pulsa telepon saja layaknya. Atau, seperti remote control televisi, tapi lewat 'kabel' saraf.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar